Hidup Tak
Sekedar untuk Dijalani
Kehidupan
adalah sebuah proses, sebuah kesempatan, yang diberikan Tuhan kepada kita, agar
kita tahu siapa diri kita, siapa Tuhan kita, dan yang paling penting apa tujuan
kita diciptakan. Ketika kita bertanya tentang kehidupan, saat itu juga akan
muncul pertanyaan, “Apakah hidup itu perlu dimaknai?”. Pertanyaan ini mungkin
untuk sekumpulan orang adalah sebuah pertanyaan retoris, tak harus dijawab, dan
saya adalah salah satu orang dari sekumpulan orang tersebut. Saya berani
menyebutkan bahwa itu pertanyaan retoris, karena saya sangat yakin, Tuhan
menciptakan kita, sebagai makhluk hidup, bukan hanya untuk sekedar hidup,
tetapi dibalik itu ada sebuah tujuan besar, yaitu mencari makna dari hidup sendiri.
Atau dengan kata lain, pertanyaan ini sepenuhnya harus dijawab dengan iya.
Sebagian besar orang mungkin menganggap hidup itu hanyalah sekumpulan peristiwa
yang disiapkan Tuhan untuk kita, dan tugas kita hanya menjalaninya. Sebagian
besar orang malah berprinsip hidup ‘go
with the flow’, menjalani hidup apa adanya. Ungkapan go with
the flow, sebenarnya sebuah ungkapan yang baik, tapi ungkapan ini hanya pas,
untuk orang-orang yang ingin mencari aman dalam hidupnya, hidup yang biasa,
yang terkesan damai-damai saja.
Namun
sahabat, yakinlah bahwa kita, manusia diciptakan Tuhan untuk menjadi seorang
pemimpin, pemimpin bagi dunia, masyarakat, atau minimal menjadi pemimpin untuk
dirimu sendiri. Bahkan tidak ada satu pun benda di alam semesta ini yang
diciptakan Tuhan hanya untuk sebagai figuran, semua benda, semua makhluk di
alam semesta ini mempunyai peran yang dapat mempengaruhi satu dengan lainnya.
Sebagai contoh debu, apakah yang sahabat lihat dari debu? Mungkin hal pertama
yang sahabat pikir ketika membaca kata debu, adalah kotor, membuat bersin, dan
lain-lain. Namun sadarkah sahabat, dengan adanya debu, tumbuh sifat mencintai
kebersihan dari seorang manusia. Dari kumpulan debu, muncul sifat rajin,
minimal dimulai dari membersihkan debu yang menempel di perabotan kita. Debu,
tanpa sahabat sadari telah menjadi sarana Tuhan untuk melatih kita menjadi
lebih baik. Dari hal yang mungkin menurut teman-teman paling tidak penting di
dunia inilah, kita dapat belajar bahwa semua hal yang diciptakan Tuhan
itu pasti bertujuan.
Sebagai
seorang manusia, tentu kita harus belajar bahwa hidup ini harus kita maknai
sebagai sarana mencari tujuan hidup kita. Inilah kesempatan yang diberikan
Tuhan, agar kita bisa memanfaatkan segala karunia fisik dan akal untuk menjadi
makhluk yang terbaik, satu-satunya makhluk yang diberi akal pikiran untuk dapat
terus mengembangkan diri. Kita harus sadar, bahwa hidup ini bukan sekedar
disediakan Tuhan untuk menjadi panggung bagi kita, aktor-aktris kehidupan.
Namun, lebih dari itu, hidup adalah sekumpulan jalan yang dapat kita pilih.
Hidup adalah pilihanmu. Tanpa menafikan KeMahatahuan Tuhan, yang tentu saja
sudah tahu terlebih dahulu hal apa, jalan apa yang akan kita pilih, kita
sebagai manusia tentu saja, sebagai pihak yang tak tahu apa-apa, harus selalu
mengusahakan yang terbaik bagi dirinya. Kita mempunyai kebebasan untuk memilih
jalan mana yang akan kita ambil. Kita memiliki akal yang sempurna untuk memilih
jalan yang terbaik bagi diri kita sendiri. Hidup, seperti yang saya sebutkan
sebelumnya, bukanlah alur yang hanya harus kita ikuti, hidup tidaklah seperti
air yang mengalir, mengikuti arus, dan selalu mengalir mengikuti jalurnya.
Adakalanya air tesebut mengalir ke sungai dan kemudian menjadi air terjun,
tetapi adakalanya pula, air mengalir ke tempat-tempat kotor seperti comberan.
Tentu kita tak mau kehidupan kita seperti itu bukan?
Sahabatku,
hidup perlu dimaknai sebagai pilihan, sebagai perjuangan, bukan sebagai
perjalanan. Hidup itu perlu diperjuangkan, bukan hanya untuk sekedar dijalani. Manusia
diciptakan untuk menjadi aktor utama setiap jalan cerita yang berbeda-beda
sesuai pilihan kita, dalam panggung besar bernama kehidupan, bukan sebagai
figuran. Manusia diciptakan untuk menjadi pembuat sejarah dunia, bukan untuk
menjadi penonton sejarah dunia. Oleh karena itu, kehidupan kita harus selalu
diisi dengan hal yang bermanfaat. Manfaat yang tentu saja dapat dirasakan diri
sendiri, orang lain, dan juga masyarakat.
Hidup
tidaklah selesai, ketika kita berhasil memilih hidup yang baik untuk kita
sendiri, tetapi hidup kita haruslah pula bisa membantu orang lain untuk
mencapai hidup yang baik. Dengan kata lain, hidup juga merupakan suatu proses
kolaborasi berbagai pribadi berbeda menuju masyarakat yang lebih baik. Tentu
saja hal ini dimungkinkan sebagai akibat dari manusia yang merupakan makhluk
sosial, makhluk yang memerlukan proses interaksi sesamanya, dan tentu saja
tidak dapat hidup sendiri. Seorang pribadi yang baik, tentulah pula memiliki
kehidupan yang memiliki manfaat bagi khalayak ramai, bagi dunia. Sudah
sepatutnya lah kita harus mulai memikirkan apa sumbangsih kita untuk dunia ini,
karena tentu saja kita tak mau hanya menjadi seorang aktor utama di sebuah
jalan cerita yang biasa, yang tercipta atas andil pilihan kita yang biasa.
Setidaknya kita bisa menjadi manfaat untuk keluarga, sahabat-sahabat kita, yang
itu berarti kita sudah memberikan sumbangsih untuk dunia kecil kita.
Begitulah
hidup, sebuah panggung maya yang menyajikan berbagai cerita singkat dengan kita
sebagai aktor utamanya. Jalan ceritanya pun sangat unik karena bisa dipilih
oleh aktor utamanya. Bila kita ingin memerankan jalan cerita yang berakhir
baik, kita bukan menunggu, tetapi memperjuangkan agar mendapat peran itu. Tentu
saja peran baik ini hanya dapat dipilih oleh orang-orang yang terlebih dahulu
memilih jalan cerita yang masih berada dalam koridor akhir yang baik, tidak
terlalu menyimpang.Namun kembali lagi, kita hanya dapat memilih sebab, tanpa
bisa menolak yang disiapkan Tuhan sebagai akibatnya. Walaupun sekeras apa pun
kita mencoba merekayasa hidup dengan pilihan-pilihan kita, hidup masih
merupakan suatu misteri esok hari yang tak pernah usai. Untuk itulah kita wajib
mempercayai keberadaan Tuhan, karena Hanya Dia-lah yang Tahu apa yang terbaik
untuk kita, apa yang akan menjadi jalan hidup kita. Disadari atau pun tidak
melalui kehidupan ini, Tuhan sedang melatih kita menjadi manusia yang lebih
baik setiap harinya. Entah melalui masalah yang terus mendera kita, ataupun
waktu luang yang Tuhan berikan kepada kita, Tuhan sedang melatih kedewasaan
kita dalam memilih hal apa yang akan kita pilih. Jika kita salah tentu Tuhan
akan mengarahkan kita. Terakhir, hidup kita baru bisa dikatakn baik, ketika
kita sudah memberikan manfaat untuk sekitar kita, dunia kita. Lebih baik lagi bila
hidup kita ini memberikan sesuatu untuk dunia, sebab semakin besar lingkup
sumbangsih kita, makin baik kualitas diri kita sebagai manusia, sebagai hamba
Tuhan. Tunjukkan pada dunia, bahwa Tuhan telah menciptakan kita sebagai manfaat
sebagai alam semesta, sebagai teladan kecil, untuk dunia kecil sekitar kita.
Bukan sebagai beban dunia, yang tercipta hanya untuk memberikan contoh bagi
orang lain tentang bagaimana hidup yang salah dimaknai.
Biarlah
orang mencemooh para idealis, tapi minimal mereka ini pernah bermimpi, dan
hidup untuk mengejar mimpi yang mereka yakini, bukan hidup hanya dengan prinsip
mempertahankan hidup, para realis. Jadilah idealis, yang berjalan dengan
melihat keadaan, minimal kau akan melangkah lebih jauh karena mimpi yang kau
kejar memaksamu untuk itu.