AKU TIDAK BODOH
                                                     
PENULIS    : IQBAL SYARLIN
                                                       
 INSPIRASI : I NOT STUPID TOO

Kapan terakhir kali kau memuji seseorang?
Kapan terakhir kali orang lain memujimu?
Sudah lama bukan?
Aku Jerry. Usiaku 8 tahun. Aku tidak bodoh. Aku mendapat nilai tinggi untuk semua pelajaran, tapi mama dan papaku jarang memujiku. Sebaliknya, mereka memarahiku karena tidak mendapat nilai lebih tinggi.
 Hadirin, juara pertama jatuh pada Tom yeo dari SMA Singapura. Tom yeo, Tom yeo, Tom yeo. Ini kakaku , Tom. Benar. Nama kami Tom dan Jerry. Dia blogger berbakat. Tapi lihat mama, dia jelas tidak menghargai bakat kakak.
“kak kau blogger yang hebat.”
“Blogger hebat”?.
Menulis omongkosong itu “hebat”?
Kenapa tidak membuatku terkesan dengan nilai-nilaimu?
Kakak dapat 65 untuk esai bahasa Cina.
Apa 65 nilai yang bagus?
Aku selalu mendapat nilai 85. Aku ini editor majalah, tapi bahasa cinamu jelek sekali. Memalukan.
Ini kak chengcai dan ayahnya. Semua orang dewasa sama saja. Mereka tidak suka yang kami suka. Mereka suka yang kami tidak suka. Kadang kami benar-benar kesal.
Mau pergi mana?
Kenapa kamu berlatih kungfu?
Kau ingin jadi Bruce Lee?
Dia sudah mati.
Berani membantah?
Aku dulu juga suka beladiri, tapi kakiku sekarang sudah cacat. Apa kau tidak belajar dari kesalahanku?
Orang dewasa mengira dengan mengomeli kami, mereka berkomunikasi. Sebenarnya, mereka hanya bicara sendiri. Kami pura-pura mendengarkan. Omongan mereka langsung menguap begitu saja. Mereka tidak peduli kami mendengarkannya atau tidak, asalkan mereka bisa bicara panjang lebar. Aku ragu mereka sadar kalau omelan mereka bisa membunuh kami. Orang dewasa terlalu banyak bicara. Apa mereka tidak mengerti yang disebut “kelebihan muatan”?
Kadang-kadang kami juga ingin didengar.
Kau berani bicara balik?
Mau sok pintar?
Ini demi kebaikanmu.
Apa lagi maumu?
Kami melakukan ini supaya kau jauh dari masalah.
Ingat kata-kataku!
Kau mengerti. Kenapa diam saja?
Apa kau bisu?
Kami sama sekali tidak boleh membantah, akhirnya, kami tahu lebih baik kami diam saja.
(Di sekolah kak Tom dan kak chengcai)
Kau  sudah kerjakan PRmu?
Sudah kubuat semalaman!
Kak chengcai ingin jadi anak yang baik, seperti anak lainnya. Jadi ini untuk pertama kalinya, dia mengerjakan PR.
yang tidak membuat PR silahkan keluar kelas. Jadi kau akhirnya mau mengerjakan PR. Tapi ini jelek sekali. Sama saja dengan tidak membuat.
Hey ini bukan warung.
Mengajak berkelahi. Mau memukul. Aku tidak takut diancam!
Cerewet!
Semua orang menyebut kalian “apel busuk”. Apa kalian pikir itu salah?
Ku peringatkan, hentikan memanggil kami “apel busuk”. Kalau kami “apel busuk”. Sebagai guru kami, Kau ‘kan yang bertanggung jawab?
(Kak Tom)
Benar sekali ayah yang bertanggung jawab terhadap anaknya. Sama seperti guru terhadap murid.
Kau, kau juga keluar! Kalian berdua keluar!
Aku sudah mengerjakan PR. Tapi aku tetap dihukum. Kita Cuma murid kelas biasa, kita selalu dianggap salah. Murid kelas favorit selalu diperlakukan lebih baik. Sial, nasib kita jelek.
Iya!
Laptop ayahku rusak semalam. Dia meninggalkannya di rumah pagi ini. Aku coba mengkotak-atiknya dengan harapan bisa memperbaikinya, jadi aku bisa membantu pekerjaan ayah. Tapi saat kukirimkan padanya, dia tidak berterima kasih, dia memarahiku. Aku bingung, aku harus bagaimana supaya dia senang? Hari ini pak fu bilang dia kecewa padaku. Aku dapat nilai 38 untuk ulanganku.
Ibuku? Dia selalu menekanku. Semua yang kulakukan tidak pernah cukup baik baginya. Waktu aku smp, aku salah naik bus dan tersesat. Aku ketakutan. Aku menelepon ayah dari telepon umum. Dia bilang dia terlalu sibuk untuk bicara. Aku takut sekali karena tersesat. Aku sampai ke rumah sudah larut malam. Ibu memeluk tanpa bertanya lebih dulu sama sekali. Perlahan-lahan aku menyadari kalau rumahku cuma tempatku untuk tidur. Keluarga ini kelihatannya punya segalanya. Tapi sebenarnya aku merasa kosong. Aku selalu dimarahi meskipun benar!
Sama halnya sepertiku. Chengcai dia anak yang keras dan menyukai ilmu bela diri tapi ayahnya tidak menyukai hobinya tersebut. Changcai hidup di lingkungan keras, ayahnya mantan narapidana sedangkan ibunya telah lama meninggal. Chengcai selalu bertengkar dengan ayahnya tak pernah akur itu di karenakan hobinya chengcai.  
Suatu ketika ayahnya mengalami kecelakaan. Kepalanya pendarahan dan kritis di rumah sakit. Dia baru sadar ketika dia di ceritakan tentang ayahnya oleh bibinya “ Orang yang terbaring disana itu ayahmu. Kau membencinyakan? Apa kau tau apa yang dia sudah lakukan? Meski kau tidak pandai, dia kerja keras membiayai sekolahmu. Tasmu rusak dia membelikanmu yang baru. Saat kau di keluarkan dia pergi keseluruh sekolah di kota ini memohon supaya mereka menerimamu. Apa yang sudah kau lakukan untuk ayahmu? Dia cuma ingin kau rajin belajar. Tapi kau mengecewakannya dan di keluarkan dari sekolah. Dia rela memberikan seluruh hidupnya untukmu. Ayahmu sangat mencintaimu, dia hanya tak tahu bagaimana cara menunjukkannya
Akhirnya chengcai sadar apa yang telah dia lakukan selama ini pada ayahnya. Beberapa hari kemudian ayahnya sadar. Ayahnya berkata jika memang kau suka bela diri, jadilah juara dunia. Aku menyayangimu. Sehari kemudian ayah chengcai meninggal. Begitu pedih yang dirasakan chengcai dia sangat rapuh. Dia sangat bersalah kepada ayahnya dan akan menjadi anak yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Semenjak kejadian itupun ayah dan ibuku berubah. Mereka membaca blogg aku dan mereka mengerti apa yang kami inginkan. Yang kami ingin kan hanya kasihsayang dan perhatian.
Setahun berlalu semua telah berubah bunga-bunga bermekaran tak terkecuali chengcai dia menjadi juara dunia.


Categories:

Leave a Reply