Lemon Tea Asam Manis Cinta
Penulis:Iqbal Syarlin
Sengaja atau tidak sengaja aku bertemu dengannya. Seorang gadis yang membuat hatiku luluh lantah. Hati yang telah lama mati kini bangkit lagi dari kuburnya. Tak tau dia bidadari dari mana yang jelasnya hidup berwarna bersama dia. Tatapanya berbeda dengan gadis lainya, serasa jiwa ini melayang di angkasa tuk arungi planet cintanya. Sudah lama kumenanti rasa ini, rasa yang membuat diri berkorban tuk mendapatkanya.
 Tapi apakah mungkin aku bisa mendapatkannya? 
Di sudut bangku ini, aku sering menatapnya.  Sambil lengkapain catatan, sesekali menoleh kepadanya untuk melihat senyum manisnya, meski senyumnya tak tertuju padaku. Jika lagi banyak masalah, senyumannyalah yang mengobatiku. Tak tau mengapa di senyumnya ada obat penawar pilu atau apalah. Saat bertatapan dengannya, ada sepercik sinar di bola matanya. Sinar itu yang selalu menjadi lampu dihati menerangi kegelapan jiwa ini. Dia bagaikan nadi di hidupku jika dia tersakiti akupun merasakannya bagaikan teriris tajamnya pisau yang telah diasah.Dia adalah jantungku tanpa dia aku tak kan hidup. Hem jadi anak alay. Aku ingin mendekat padanya tapi semakin jauh dariku. Semakin mendekat semakin menjauh kayak lagu five minutes aja. Perkataan yang terucap dari bibir sexynya itu menjadi lagu melankolis di telingaku. Hem kayaknya virus-virus cinta telah menyebar di jiwaku. Aku tak berdaya dibuatnya, dia mengontrol pergerakan hidupku tuk terus mendapatkanya meski ku tak mampu memilikinya. Ujung-ujungnya jadi lagu ungu “Cinta dalam hati”  Yah mencintai tanpa di cintai. Begitulah aku. “Nasib-nasib”Ingin membuang perasaan ini jauh-jauh tapi ku tak bisa. Virus itu pasti kan kembali menjangkit meski hati ini telah di instal. He He He di install, ada-ada saja. Udah dibuang kembali lagi. Benar-benar ini cinta bikin pusing ajah. Pelajaran terbengkalai olehnya, tapi kalo tanpa cinta hidup ini hambar rasanya, tapi ada cinta jadi gila rasanya. Serba salah jadinya, begini salah begitu salah, bisa-bisa jadi gila kelamaan.
.Oh ya, ada seseorang yang begitu dekat padanya jadi membuat harapan tuk memilikinya sirna seketika. Namun keadaan ini tak membuatku berhenti tuk memilikinya, jatuh bangkit lagi, ditolak tembak lagi. Cape jadinya. Aduh rumitnya cinta ini, serumit logaritma materi metematika yang  belum aku kuasai. Penyelesainnya bercabang-cabang butuh kesabaran, begitupun kisah cinta ini , butuh ekstra kesabaran tuk mendapatkanya. Coba saja dia dapat mengerti apa yang sedang aku rasakan. Aku ingin dia tau cowo yang mencintainya itu adalah aku dan hatinya untuk aku semata, tapi itu hanyalah mimpi saja. Wajah aku kan tak seperti yang dia inginkan, terus aku juga tak punya apa-apa. Ingin rasanya mengajaknya makan malam berdua ,diner gitu kayak di film-film. Saat-saat terindah bersamanya ketika aku duduk berdua di taman sekolah. Di teduhi pepohonan yang rindang dan angin yang bertiup sepoi-sepoi. Kicau-kicau burung menemani kebersamaanku bernyanyi  tak berujung. Ets ets ets bukan cinta temanya saat itu. Aku dan dia membahas pelajaran yang belum di kuasai kok tapi bagiku itu adalah kencan pertamaku. He He he kataku  meski belum jadian. Yah nggak papalah, kapan lagi ada saat-saat indah berdua dengannya. Tuhan sampaikan ucapan hatiku di hati kecilnya dan bisikan padanya bahwa akulah yang selama ini mencintainya.
Di saat melihatnya menangis, tetesan air matanya itu bagaikan butiran mutiara yang begitu berharga. Sedih rasanya, jika melihatnya duduk terpaku sendiri menyendiri dari keramaian tuk menyembunyikan kepedihanya. Rasa pedihnya rasa pedihku dan bila dia bahagia akupun bahagia, meski diriku tersakiti. Entah mengapa aku tetap bertahan dengan cinta ini, mungkin dialah yang membuat cintaku kembali bermekaran dari kelayauan yang telah lama aku rasakan. Inilah cinta, berkorban untuk mendapatkanya meski sulit tetap saja di jalani yang terpenting melihatnya bahagia, itu sudah lebih dari cukup kebahagian yang aku dapat kan. Lemon tea, asam manis cinta.

Categories:

Leave a Reply