Assalamualaikum wr.wb

Selamat pagi semua.
Pada post kali ini saya akan memaparkan hasil-hasil dari Seminar Interchange Session City Series 13
yang di adakan di Hotel Swiss Belin pada hari jum'at 25 oktober yang lalu dari jam 15.00-21.00.
Kalian pasti say why terhadap judul post ini. Mengapa This is my first experience kenapa bukan Seminar Interchange Session City Series 13 untuk judulnya. Ini Karena hal-hal yang ada di dalam acara tersebut sesuatu yang pertama kali saya jumpai. Pertama Menapakan kaki di Hotel yang megah, Ikut Seminar, terkhusus bertatap muka secara langsung dengan Pak Yungsing. Seorang yang merancang sebuah karya dengan pandangan futureArc .
Well.. Di Seminar tersebut hanya di perunttukan 100 Arsitek Profesional namun kenyataannya yang hadir 75 % adalah para anak muda yang haus akan pengetahuan. Asalkan kalian tahu di acara tersebut kursi-kursi yang di sediakan penyelenggara tidak dapat menampung para Undangan jadi ada yang duduk berdua dan ada yang berdiri mendengarkan pemaparan materi. Seminar ini di laksanakan dengan tujuan menjebatani Arsitek dan Bahan material dalam FutureArc
Seminar ini di sponsori oleh beberapa produsen bahan material terkenal dalam dunia Arsitektur yang mewadahi para Arsitek dalam pemilihan bahan material bangunan yang ramah linggkungan dan kokoh dalam konstruksi.
Mereka adalah
   
  1.  Dulux yang mana kita ketahui dia adalah produsen cat dunia yang telah lama ada dalam kanca Arsitektur dunia. Dengan moto Let's Colour. Misi dia adalah membawa perubahan warna kedalam kehidupan manusia. Untuk lebih mengetahuinya anda dapat mengklik link ini DuluxIndonesia
  2.  JayaBoard adalah produsen papan Gypsum ternama terkhususnya indonesia yang perusahaan berbasis di Australia. Dengan Moto Build something great Untuk lebih mengetahuinya anda dapat mengklik link ini JayaBoardindonesia
  3.  Panasonic
    Untuk lebih mengetahuinya anda dapat mengklik link ini PanasonicIndonesia
  4. Granito
  5. M-Panel
  6. San-Ei
  7. Bci Asia
  8. Hunter Douglas
  Di dalam Seminar tersebut di paparkan sebuah Hotel dan Apartement Syariah pertama yang akan di bangun di Makassar. Bangunana berlatarkan Islam.

Well, kita ke inti dari materi yang saya akan bahas. Intinya yaitu   pemaparan dari Lim Yung sing tentang Arsitek yang Berakar
Akar yang di maksudkan adalah keinginan kuat yang selalu berakar kepada persoalan dan potensi. Pradigma yang di beriakan Yungsing pada seminar kemarin adalah Bumi itu tanpa negara segala isi milik sang pencipta manusia di titipaka untuk mengelola bumi ini. Beliau mengatakan bahwa Arsitektur adalah sebuah proses belajar yang mana saat kita mendesain sebuah bagunan haruslah Ramah lingkungan. Mendesain suatu bagunan sebaiknya fleksible tidak lari dari kebudayaan setempat dimanaa bangunan akan didirikan sehingga bangunan tersebut menyatu dalam kebudayaan dan tidak meninggalkan kebudayaan dari tempat itu sendiri
seperti halnya Gedung Phinisi yang di bagun di Makassar yang menjadi Ikon dari Universitas UNM diaman konsep gedung terlahir dari kepekaan mengamati kebuadayaan yang ada di Makssar. Dimana Gedung tersebut mengikuti kapal phinisi kapal para nelayan bugis Makassar terdahulu. Mengikuti Rumah adat Bugis Makassar dengan ada panggung yang menopang gedung tersebut. Gedung phinisi sendiri di rancang untuk ramah lingkungan dan hemat energi sesuai dengan karakter dari Yung sing sendiri yang dimana karya-karyanya yang ramah lingkungan.Pada seminar tersebut Yung sing memaparkan karya-karyanya yang dimana beliau mendesain rumah dengan menggunakan kayu-kayu bekas. Beliau mengatakan " Kayu mempunya nilai lebih dan tahan lama dari pada beton. Ketika Konstruksi kayu di bongkar maka kayu tersebut masih bisa di gunakan lagi.
Seperti contoh Modifikasi rumah chinese ke indonsia dengan dinding dilekatkan genteng bekas dari pembongkaran rumah terdahulu, Konstruksi dengan kayu bekas, pintu dan pagar dari bekas rel kereta api, 
gorden dengan karung terigu bekas, membuat taman diatas rumah untuk menyerap air hujan dan ada penampungan air hujan yang akan di filter menjadi air minum
dimana pada bangunan tersebut pada musim hujan pemakaian air PDAM nol.
Beliaupun mengajarkan kepada kami bahwa seorang Arsitek itu harus berkesinambungan antara karya dengan alam sekitar dan menyatu dengan alalm
 
This is my first experience that not forget , it will become philosopy for me  berkarya untuk alam dan manusia

salam

Iqbal Syarlin





    Categories:

    Leave a Reply