An Nabawi mengemukakan bahwa manusia itu adalah mahkluk yang sulit dan penuh paradoks (pertentangan) dalam dirinya. Keperluan dan keinginannya banyak, lebih banyak dari pada napasnya, lebih lama dari pada hidupnya dan lebih luas dari pada alam ini. Manusia terdiri dari roh dan jasad. Roh selalu menariknya untuk kembali asal dan sumbernya (Allah SWT), sedangkan jasadnya menariknya pada aslanya pula yaitu tanah. Bila pengaruh roh semakin lemah maka manusai menjadi lepas kendali, manusia lalai dalam kelesatan syahwat bagaikan hewan liar. dengan demikian, padamlah sinar roh dan hati, lalu muncullah kezaliman dan berbagai kejahatan. Sifat dan sikap manusia akan menyerupai hewan liaryang berbahaya yang tega menerkam antar sesamanya. Dalam hal ini, konsep diri menjadi penting. Konsep diri sering diidentikan dengan istilah pengharagaan diri (Self Esteem). Manusia terlahir sebagai bayi yang polos dan penghargaan diri terhadapnya berkembang seiring dengan perkembangan interaksinya dengan orang lain
Menurut Dr. Palladino, self esteem memiliki beberapa definisi di antarnya sebagai berikut,
1. Kemampuan untuk melihat posisi dunia secara realistis dan optimis
2. Kepastian untuk memahami kelemahan diri dan berusaha memperbaiki diri
3. Kemampuan untuk mengetahui dan menerima keunikan diri serta berbangga ( bukannya takabur,
    tetapi bersyukur) terhadap sesuatu yang membuat diri kita unik
4. Permohonan bahwa kita berharga bagi diri kita sendiri dan orang lain
5. Memiliki pengetahuan tentang dirinya, segala yang dapat dilakukannya serta  
    memproyeksikan pengtahuan tersebut dalam tindakan nyata.

Tinggi rendahnya self esteem ini dapat mengakibatkan sisi positif atau negatifnya cara pandang terhadap diri seseorang, bahanya self esteem yang rendah akan memicu dua sikap ekstrim yang merugikan. Pertama sikap pasif dimana ia tidak dapat berisikap tegas terhadap berbagai tindakan yang diakibatkan oleh adanya rasa takut membuat orang lain tersinggun, merasa di perintah, digurui dan sebagainya. Padahal ketegasan adalah kunci kedisiplinan yang merupakan modal penting bagi keberhasilan. Kedua, sikap agresif yaitu memaksakan gagasan tidak mau menerima masukan atau kritik dan cenderung mengundang perdebatan ketimbang penyelesaian masalah. Self esteem yang rendah juga memengaruhi cara pandang kita tentang perespsi orang lain terhadap kita. Kita mudah berburuk sangka dengan anggapan tersebut kita enggan memanfaatkan masukan dari orang lain sebagai cermin untuk berinteraksi.

Categories:

Leave a Reply